Bermodal Rp 3,2 Triliun, IIF dan Kopelindo Siap Biayai Proyek Infrastruktur
PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) menggandeng PT Kopelindo infrastruktur Indonesia (Kopel Infrastruktur) untuk pembiayaan bersama (co-financing) proyek-prayek infrastruktur indonesia. Dengan modal US$ 250 juta (Rp 3,2 triliun), keduanya berharap bisa investasi infrastruktur hingga US$ 1 miliar (Rp 13 triliun) dalam 5 tahun ke depan. Tingginya kebutuhan dan atraktifnya pembangunan proyek-proyek infrastruktur yang tengah digalakan pemerintahan jadi alasan kerja sama ini dilakukan. Penandatanganan perjanjian kerja sama dilakukan oleh Presiden Direktur IIF Arisudono Soerono dengan Direktur Utama Kopel Infrastruktur Herianto Pribadi, disaksikan oleh Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Dirut Perum Bulog/Penasihat Kopelindo Djarot Kusumayakti, dan Ketua Kopelindo Deddy SA Kodir, di Hotel Santika Premiere, Jakarta. Kopel Infrastruktur adalah anak usaha dari Koperasi Pegawai dan Pensiunan Bulog Seluruh indonesia (Kopelindo). Kopel Infrastruktur dibentuk untuk mengerjakan proyek-proyek infrastruktur di Tanah Air, seiring potensi yang tinggi dan pesatnya pembangunan infrastruktur nasional dewasa ini. "Kiprah Kopel Infrastruktur ini menunjukan komitmen koperasi sebagai pilar ekonomi kerakyatan untuk turut berperan dalam pembangunan infrastruktur indonesia," jelas Herianto, di Hotel Santika Premiere, Jakarta, Jumat (3/6/2016). "Kopelindo yang selama ini bergerak di sektor keuangan, bertujuan untuk memperkuat basis investasinya ke sektor yang sedang tumbuh pesat dan mampu memberi manfaat besar bagi masyarakat. Berdasarkan amanah yang diberikan, Kopel Infrastruktur menargetkan investasi sebesar US$ 1 miliar dalam 5 tahun ke depan, dimana telah dianggarkan dana sebesar US$ 125 juta untuk mendukung rencana ini," kata Herianto. Menurut Arisudono, pemerataan pembangunan infrastruktur di seluruh indonesia akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. "Kami yakin, dengan kemampuan yang IIF miliki saat ini dari dengan bermitra dengan Kopelindo Infrastruktur Indonesia, tentunya kita bersama dapat mewujudkan percepatan dan pemerataan pembangunan infrastruktur di indonesia," kata dia. Proyek yang dibidik beragam, baik yang dibangun oleh pemerintah, kerja sama badan usaha dengan pemerintah, BUMN, BUMD, dan sektor swasta. Fokusnya ke sarana dan prasarana yang dapat memperiancar mobilitas arus barang dan jasa. "Ada beberapa sektor yang telah kami sepakati untuk dibiayai secara bersama-sama, yakni sektor transportasi, jalan, pengairan, air minum, air iimbah, telekomunikasi dan informatika, ketenagalistrikan, dan migas sebagaimana mandat yang diberikan oleh pemerintah Republik lndonesia kepada IIF," kata Arisudono. Sektor-sektor tersebut akan dibiayai baik melalui investasi ekuitas, mezzanine, pinjaman subordinasi, sindikasi ataupun club deal yang sesuai dengan kebutuhan pasar terhadap proyek infrastruktur yang layak secara komersial untuk dibiayai. IIF dan Kopel Infrastruktur juga akan bekerja sama di bidang pemberian jasa advisory atau konsultasi dalam menentukan dan melaksanakan skema pengembangan dan pembiayaan infrastruktur yang layak dan tepat. Sepanjang tahun 2015, lIF telah menandatangani 10 kesepakatan pembiayaan baru dengan total komitmen pembiayaan sebesar Rp 5,6 triliun, di mana sebesar Rp 4,2 triliun di antaranya telah disalurkan. Beberapa proyek yang telah dibiayai sebagai contoh adalah perluasan Bandara Internasional Soekarno Hatta, pembangunan pipa gas di Sumatera Selatan, dan Tol Cipali. "Kami memiliki portofolio yang beragam dan mencakup hampir 20 proyek termasuk jalan tol, pengelola bandara dan bengkel perawatan pesawat, operator pelabuhan, infrastruktur telekomunikasi, pembangkit listrik (PLTA besar, kecil, PLTU, pembangkit listrik tenaga matahari), produsen gas dan pipa gas. Pada bidang layanan advisory, llF juga telah berhasil menjadi konsultan pendamping proyek jalan tol Trans Sumatera dan proyek pengadaan air bersih di Semarang Barat," katanya. Sektor infrastruktur sangat berperan dalam menopang pertumbuhan perekonomian nasional. Keseriusan pemerintah dalam mengakselerasi pembangunan infrastruktur juga terlihat dari anggaran infrastruktur dalam APBN yang terus meningkat, yakni dari Rp 138 triliun pada 2014 menjadi Rp 178 triliun pada 2016 dan ditargetkan dalam RAPBN 2017 naik kembali menjadi Rp 312 triliun.